Tahun ini penetapan kelulusan
Ujian Nasional Kejar Paket C masih sama dengan tahun lalu, yaitu rata-rata
nilai akhir minimal 5,5 dan tidak ada nilai akhir mata pelajaran yang di bawah
4,00. Tapi tingkat kelulusan diprediksi akan merosot tajam. Kenapa?
Penyebabnya tak lain adalah
adanya kebijakan setiap peserta ujian dalam satu ruang mendapat soal yang
berbeda dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Karena tiap ruang ujian maksimal
peserta berjumlah 20 orang, kemudian sering disebut dengan 20 paket soal yang berbeda. Aturan ini membuat keder sebagian penyelenggara
Paket C yang tahun ini mengikutsertakan peserta didiknya pada ujian nasional
pendidikan kesetaraan.
Walaupun Program Kejar Paket
merupakan layanan pendidikan nonformal pengganti ujian persamaan yang telah
dihapus, namun motivasi sebagian besar peserta didik program ini adalah hanya
untuk mendapatkan ijazah setara sekolah. Melihat permintaan yang tinggi
terhadap perilaku menginginkan ijazah secara instan kemudian ditangkap menjadi
peluang pasar untuk menjadikan ujian nasional Paket C menjadi lahan bisnis.
Terlebih persyaratan untuk
menjadi caleg, kepala desa, dan bupati/walikota harus memiliki ijazah SMA atau
yang sederajat, maka permintaan program Paket C, dan pemerolehan ijazah
kesetaraan secara instan menjadi tinggi. Ada penyelenggara program yang
menawarkan program jaminan lulus.
Ada juga sebagian penyelenggara
yang memberikan pertolongan tanpa didasari kesepakatan bisnis, murni pertolongan
sosial untuk meluluskan peserta didiknya agar memperoleh ijazah Paket C. Masuk
pada kategori ini saya kira juga tidak sedikit, hal mana didasari untuk
mengentaskan warga masyarakat agar memiliki ijazah setara SMA. Tidak ada
permainan uang di sini. Lebih cenderung unsur belas kasihan dan menolong warga
masyarakat yang termarjinalkan.
Dari kedua kategori dalam
membantu memuluskan agar peserta ujian nasional Paket C dapat lulus (berbiaya
dan murni pertolongan), ada tiga modus yang bisa ditengarai.
Pertama, sebelum ujian
berlangsung peserta diberitahu kunci jawaban. Pada ujian nasional pendidikan
kesetaraan (UNPK) tahun 2013 ini sulit untuk dilakukan. Di samping karena soal
dikemas dalam 20 paket, dimana butuh waktu yang panjang untuk membuat kunci
jawaban. Lebih dari itu, tahun ini pelaksanaan UNPK bersamaan dengan UN sekolah
di mana distribusi soal menggunakan jalur distribusi UN sekolah yang terkenal
ketat. Bahkan menggunakan pengawalan kepolisian, hal yang tidak pernah terjadi
pada pelaksanaan UNPK tahun sebelumnya. Jadi soal sulit bocor sebelum
pelaksanaan UNPK.
Modus kedua, memberikan kunci
jawaban pada saat pelaksanaan UNPK. Hal mana juga sulit dilakukan, karena
pemberi bantuan harus menyelesaikan keduapuluh paket soal, sebab satu ruang
ujian menerima soal yang berbeda. Pemberian bantuan tidak bisa dilakukan kepada
seluruh peserta ujian dalam satu ruangan.
Modus ketiga, yaitu melakukan
perbaikan lembar jawaban sesuai dengan kunci jawaban yang sudah disiapkan
sebelum lembar jawaban diserahkan ke panitia kabupaten/kota. Modus terakhir ini
juga sudah sulit dilakukan karena berarti harus menyiapkan 20 paket kunci
jawaban untuk dua mata pelajaran yang diujikan pada hari itu. Hal yang sulit
dilakukan, kecuali menyiapkan banyak tutor untuk menyelesaikan kunci jawaban.
Memang ketiga modus tersebut
sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Ibarat kentut, baunya terasa tapi tidak
bisa dibuktikan dari mana asalnya.
Kini dengan pelaksanaan UNPK yang
bersamaan harinya dengan UN sekolah, maka suasana UN juga akan menghampiri
UNPK. Dimana biasanya UNPK jauh dari liputan media pers dan pengawasan tim
pemantau independen, boleh jadi besok dalam pelaksanaan UNPK akan banyak pihak
yang menyoroti. Sehingga permainan ketiga modus itu, jika memang benar pernah
ada, akan sulit untuk dilaksanakan.
Karena itulah, ketika
penyelenggara Paket C tidak menyiapkan peserta didik dengan baik maka boleh
jadi pada tingkat kelulusan UNPK pada tahun ini akan terjun bebas. Jika UNPK
tahun ini dilaksanakan secara bersih, diprediksi tingkat kelulusan tidak akan
mencapai angka 60%.
Sumber : klik
0 komentar:
Posting Komentar