“ PEMUDA ”
Pemuda harapan bangsa, bawa ilmu dan taqwa
Bersatu bersama-sama membangun akhlak mulia
Walaupun kulit dan warna sukumu berbeda
Berjuang tanamkan cinta tawarkan keseluruh dunia
Ilmu sungguh bermakna amalmu lebih berguna
Namun, ilmu tanpa taqwa pasti menjadi bencana
Pasti engkau menderita
Ingatlah sejarah dunia manusia adam dan hawa
Tumbuh-tumbuhan dan bunga
Lebah madu dan udara
Muka bumi dan semesta di cipta untuk hambaNya
Tuhanlah pencipta pengasuh semua makhluknya
Pemuda mari berjuang ilmu amalmu berkembang
Menyeru sepanjang waktu pasrah ke yang maha mampu
Dekat ke maha sang guru
Syair "Ummu Mayada"
----&&&&&&---
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
Pernyataan popular Sukarno “Berikan 10 orang pemuda dan aku
akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku
akan dapat menggerakkan dunia”. Berbicara masalah pemuda berarti berbicara
tentang masa depan karena dia adalah generasi pewaris yang akan mengganti
estafet kepemimpinan sebuah generasi. Sosok pemuda mempunyai nilai sejarah
tersendiri. Perubahan masa ke masa tidak lepas dari tangan pemuda, sebut saja revolusi
Perancis yang dipengaruhi seorang pemuda Robespierre yang
menjalankan pemerintah teror di Perancis.
Pada abad pertengahan,
Jenghis Khan penguasa Mongolia yang sejak muda telah meluaskan
daerahnya hingga menyentuh kekuasaan Islam, Abbasiyah bahkan, cucunya,
Hulaghu Khan dan tentaranya akhirnya berhasil menumbangkan kekhalifahan besar pada masa itu. Langkah Mongol dihentikan oleh seorang panglima muda
dari Mesir bernama Saifuddin Qutz dalam Perang ‘Ain Jalut. Ada
pula Muhammad Al Fatih (21 tahun) pembebas Konstatinopel, ibukota Romawi Timur
sebagai kota yang sulit dibebaskan oleh Khalifah-khalifah sebelumnya. Di era
modern ini, tragedy Tianamen (1989) di Cina digerakan oleh Pemuda, termasuk
kejatuhan rezim Tunisia dan Mesir di tahun 2011 tidak lepas dari tangan pemuda.
Di Indonesia, pemuda aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan di masa
penjajahan Belanda melalui Budi Utomo, gerakan Muhammadiyah nya, Syarikat
Dagang Islam nya, dan sebagainya. Peran pemuda dalam Kemerdekaan RI 1945,
perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru 1966, dari Orde Baru ke Orde Reformasi
1988, atau beragam aksi tuntutan terhadap penguasa saat ini yang selalu
dikomandoi oleh para pemuda
Dalam sejarah perjuangan bangsa, kepeloporan pemuda selalu
tampil sebagai kekuatan penentu. Mereka adalah kelompok intelektual yang karena
usia dan tingkat perkembangannya, memiliki idealisme yang tinggi, semangat
pengabdian tanpa pamrih, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa. Meskipun
berasal dari latar belakang sosial, budaya, organisasi, bahkan ideologi yang
berbeda, namun karena persamaan nasib sebagai bangsa yang dijajah, mereka
menyatukan diri sebagai satu bangsa dan dalam kesatuan itu mereka berjuang
bersama-sama melawan penjajah
Upaya pembentukan bangsa Indonesia sebagai nation telah
dirintis oleh para pemuda pada awal abad ke-20, yaitu menumbuhkan kesadaran
nasional di kalangan rakyat melalui organisasi-organisasi pergerakan nasional.
Pergerakan nasional merupakan alternatif baru perjuangan untuk menghapuskan
penjajahan setelah cara lama yaitu perjuangan bersenjata, mengalami kegagalan.
Kevakuman dalam kepemimpinan perjuangan setelah para raja dan bangsawan
berhasil dipaksa oleh Belanda menandatangani korte verklaring (tentang penyerahan yang harus ditandatangani
oleh para raja-raja/penguasa daerah yang tertangkap dan menyerah oleh Belanda), diisi oleh para
pemuda. Sebagai golongan terpelajar, mereka belajar dari sejarah. Kegagalan
perjuangan masa lalu memberi pelajaran para mereka, bahwa perlawanan yang
terpisah-pisah dan hanya bertumpu pada kharisma pemimpin tidak mungkin berhasil
mengalahkan penjajah. Karena itu dicari taktik yang sepadan dengan taktik yang
dipakai penjajah. Karena Belanda berhasil menanamkan kekuasaannya dengan taktik
memecah belah, maka untuk melawannya harus dipergunakan taktik persatuan. Untuk
itu rasa persatuan perlu ditanamkan dengan menyadarkan rakyat bahwa mereka itu
memiliki persamaan nasib sebagai bangsa terjajah. Sebagai wadah, dipergunakan
organisasi modern, melalui mana kesadaran sebagai satu bangsa ditanamkan secara
berangsur-angsur.
Untuk itu, mari kita bersama-sama berefleksi diri untuk
mengembalikan semangat Sumpah Pemuda dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai
momentum ini hanya menjadi sekadar seremonial belaka. Siapa pun yang mengaku
pemuda, terutama mahasiswa wajib menyadari peran mereka bagi masa depan bangsa
sehingga sudah seharusnya dapat memaknai, memahami, dan menghayati serta mampu
mengejawantahkannya dalam menjawab segenap problematika bangsa minimal di
lingkungan sekitarnya.
Jadi, walaupun berbeda setting waktu dan situasi ketika
Sumpah Pemuda dideklarasikan 28 Oktober 1928 dengan saat ini, namun orientasi,
peran dan idealisme semestinya tetap kita pegang teguh untuk menjawab persoalan
kebangsaan dengan cara-cara yang relatif berbeda. Perjuangan pemuda kini jelas
bukanlah angkat senjata/bambu runcing yang dihadapkan dengan imperalisme
penjajah maupun gerakan komunis secara fisik (PKI) ataupun musuh bersama berupa
penguasa/ rezim otoriter. Namun masalah saat ini bagi pemuda adalah
diperhadapkan pada permasalahan bangsa yang menjadi tanggung jawab kita
bersama, mulai dari korupsi, kemiskinan, penganguran dan pembodohan.
0 komentar:
Posting Komentar